Terkadang, ketika kita sedang suka sama seseorang. Kita bisa menjadi orang lain. Bisa menjadi orang yang bukan kita. Dan kita bisa lupa akan sifat sifat buruk kita.
Senin pagi yang indah. Saat matahari baru ingin memunculkan sinar nya dari arah timur. Terlihat seorang gadis sedang menggunakan sepatu nya di teras depan.
"Kak , cepetan dong" Teriak Anin yang baru saja selesai memakai sepatu. Anin pun duduk dikursi ditemani dengan secangkir susu coklat dan sepiring nasi goreng.
"Sabar oi , gua baru aja selesai mandi" balas Angga yang mulai kesal dengan tingkah laku adik nya yang baru. Biasa nya Anin yang paling lama salinnya sampai sampai selalu hampir telat kesekolah. Tapi akhir akhir ini sifat Anin 180 derajat berbeda dari biasanya.
"Iya , iya" Ucap Anin yang diiringi dengan tawa bahagia. Anin pun memakan nasi goreng nya yang telah disiapkan oleh mamah nya sebelum berangkat kerja. Beberapa menit kemudian Angga keluar dengan pakaian yang sangat rapih yang membuat Anin terdiam.
"Kenapa diam ?" Tanya Angga sambil merapihkan rambutnya yang sedikit acak acak kan karena berlari dari kamar kedepan.
"Tumben lu rapih banget , mau kemana emang ?" Tanya Anin yang masih memakan nasi goreng nya.
"Ya kuliah lah"
"Yakin cuman kuliah ?"
"Iya enggak lah , mau jalan sama gebetan juga"
"Huh , pantes rapih"
"Ya udah yuk berangkat"
"Ayukk"
"Wait , BTW jam berapa sih ? Jam gua mati kecemplung bak mandi tadi"
"Udah lah , masih pagi ini , tuh matahari aja baru muncul .. Ayok pergi , ambil cepet motor lu" balas Anin sambil mendorong tubuh kakak nya. Angga pun mengikuti apa yang diucapkan Anin. Mereka berdua pun pergi dari rumah untuk mencari ilmu disekolah. Akhirnya Angga dan Anin sampai distation. Seperti biasa Angga memberhentikan Anin disana karena jika Angga nganterin Anin sampai sekolah dia bakalan telat. Karena Kampus Angga sangat berlawanan arah dengan SMA nya Anin.
"Gua pergi duluan ya , jaga diri lu baik baik. Kalau ada yang gangguin lu bilangin ke gua. Biar gua hajar tuh orang" ucap Angga yang tak pernah ketinggalan ketika ninggalin Anin sendirian.
"Oke bos" balas Anin sambil memberi hormat ke Angga. Anin pun tak pernah ketinggalan juga menyalimi tangan kakak nya.
"Assalamualaikum " lanjut Angga yang mulai menarik gas motornya.
"Waalaikum salam" balas Anin yang hanya melihat kepergian kakak nya dengan senyum manis yang dimiliki nya. Angga pun sudah tak terlihat lagi. Kini Anin tinggal menunggu kereta datang sambil duduk disalah satu kursi station dan mendengarkan Radio dari Handphone.
"Hallo , selamat pagi semua" terdengar penyiar radio itu menyapa seluruh pendengar nya.
"Pagi ~" balas Anin dengan suara cempreng nya yang keras membuat hampir seluruh orang yang berada disana melihat kearah nya.
"Apa kabar ? Semoga baik baik aja yah" lanjut penyiar itu dengan tawa yang mengiringinya.
"Aamiin" balas Anin yang sekarang suara nya dikecilkan dan diiringi oleh tawa kecilnya.
"Kok bales nya sambil senyum senyum gitu sih ?"
"hah ? Kok tau ?"
"Ciee lagi jatuh cinta ya ? , hahha umum nya orang yang lagi jatuh cinta Hatinya terasa ringan loh , ibaratkan Bagai berjalan di atas awan , udah mau Menuju dunia mimpi, deh" balas penyiar itu dengan tawa yang jahil.
"Tau aja nih" ucap Anin sambil mengingat kejadian seminggu yang lalu.
FLASHBACK SEMINGGU YANG LALU
Ketika matahari sedang memancarkan sinar nya yang cerah. Terlihat Seorang Gadis sedang berlari menuju Station.
"Aduh , mati gua. Jam berapa ini ?!" Ucap Anin yang melihat kearah jam nya. Anin pun terus berlari ketika berhasil melihat jam tangannya. Ketika sedang berlari Anin pun menabrak seseorang hingga terjatuh.
"Aaawww" Ucap Anin sambil memegang siku kanan nya yang lecet akibat terkena batu saat terjatuh tadi.
"Kamu gak apa apa kan ?" Tanya cowok itu sambil mengulurkan tangannya. Anin pun menatap wajah cowok itu. Mencoba untuk mengenalinya. Tapi sepertinya Anin tak mampu mengenalinya.
"Alhamdullillah , lecet dikit doang" balas Anin sambil membersihkan rok nya yang terkena tanah.
"Alhamdullillah deh , kalau begitu" lanjut cowok itu dengan senyum tipis nya yang membuat hati Anin menjadi berdebar.
"Manis banget nih orang"
"Senyum nya ~~"
"Kenapa jantung gua berdebar gak karuan gini ya ?"
Kata kata yang keluar namun tak bersuara dari anin.
"Ehh , tapi bener kan kamu gak apa apa" ucap cowok itu lagi memastikan bahwa Anin baik baik saja.
"Iya , gak apa apa kok"
"Bagus deh , BTW .. Nama kamu siapa ?" Tanya cowok itu sambil menjulurkan tangannya.
"Anin" balas Anin sambil mengambil
Tangan cowok itu disertai tawa kecil yang keluar dari bibirnya.
"Iqbal" balas cowok itu tiba tiba saja tanpa di tanya oleh Anin.
"Ohh .. Salam kenal ya .. Ba ... , mati gua .. Bisa telat nih" Lanjut Anin yang melihat kearah jam tangan yang dipakai oleh Iqbal.
"Ohh .. Iya gua juga harus kesekolahan baru nih. Gua duluan ya" balas Iqbal yang pergi meninggalkan Anin seorang diri distation.
"Gua juga mau pergi kok" balas Anin pelan karena Iqbal sudah jauh dari pandangannya.
"Mati gua , kereta nya udah lewat lagi , gimana ini ?" Tanya Anin bingung karena kereta yang akan membawa nya sudah pergi jauh dari pandangannya. Dengan berat hati akhirnya Anin pun pergi menggunakan bus.
FLASHBACK SELESAI
"Waduh , kalau telat lagi dipelajaran nya bu Fatmah bisa dihukum nih" ucap Anin sambil tertawa keingat kejadian seminggu yang lalu saat ia datang kesekolah tepat jam 08.00.
"Untung udah antisipasi dengan cara bangun pagi , jadi gak mungkin bisa telat" lanjut Anin.
( Ku jadi ingin melompat dan mengangkat tanganku
Dengan memikirkan kamu saja gravitasi sirna
Rasanya ku bisa kemanapun juga
Hidup itu memang lah luar biasa )
"Sekarang ayo pergi
Suki! Suki! Sukipu!" Ucap Anin melanjutkan lagu yang ia dengar dari Radio.
Kereta pun datang ditemani oleh penumpang penumpang yang sudah berada didalam gerbong. Anin pun mencoba memasuki gerbong ke 2 yang masih terlihat sedikit longgar dibanding gerbong 1. Ia pun langsung masuk kedalam disusul oleh penumpang lain.
"Alhamdullilah , masih ada tempat duduk" Ucap Anin yang melihat ada kursi kosong didekat jendela kiri nomer 2. Anin pun langsung duduk kekursi tersebut. Disusul oleh orang orang yang berada dibelakangnya. Gerbong ke 2 yang tadi nya sedikit longgar pun kini telah dipenuhi oleh Manusia.
Kini Anin duduk sambil melanjutkan mendengarkan radio dari HP. Tiba tiba kaki kiri Anin diinjak oleh seorang nenek yang membuat kaki Anin menjadi sakit.
"AAwww" Ucap Anin refleks saat kaki nenek itu tepat berada diatas kaki Anin.
"Maaf cu , nenek gak sengaja" balas nenek tersebut sambil ingin mengelap sepatu Anin yang kotor akibat injakannya.
"Gak apa apa nek" lanjut Anin yang memegang pundak nenek itu dan menyuruh nya untuk berdiri lagi.
"Seharus nya aku yang minta maaf karena udah ngebiarin nenek untuk berdiri , sedangkan aku duduk" sambung Anin yang langsung berdiri dan memberikan tempat duduk nya ke nenek itu. Nenek itu pun tersenyum kepada Anin. Anin membalas senyum nenek itu.
"Makasih ya cu , kamu memang baik" Ucap nenek itu yang sudah duduk dikursi. Anin pun hanya mengangguk tersipu malu karena telah dipuji oleh nenek tersebut.
Kereta pun terus berjalan menyelusuri rel kereta yang terus memanjang. Didalam kereta lagi lagi kaki Anin terinjak oleh orang orang yang berada didalam kereta. Tapi aneh nya Anin tidak marah ia malah tertawa seperti orang gila saja saat kaki nya diinjak.
"Kaki kamu kaya nya diinjek terus ya ?" Ucap seseorang dari belakang Anin yang membuat Anin terkejut.
"Iqbal" lirih nya pelan. Anin pun tak menyangka bahwa dibelakang nya kini telah berada cowok yang sangat ia sukai.
"Mending kamu pindah dibelakang aku , biar kaki kamu gak keinjek terus" Lanjut Iqbal yang meminta Anin untuk berada dibelakang nya. Kini Anin pun telah berada dibelakang Iqbal. Dibelakang Anin terus melihat dari atas sampai kekaki Iqbal
"Tulang.... punggung.... keluarga" ucap Anin pelan sambil melihat punggung Iqbal yang sedang menggendong sebuah tas berwarna biru.
"Hah ? Apa nin ?" Tanya Iqbal sambil menengok kearah Anin yang sedang melihat kearahnya.
"apa ?" Tanya Anin balik yang bingung dengan pertanyaan Iqbal.
"Tadi kamu bilang tulang punggung keluarga , maksutnya ?"
"Emang aku ngomong gitu ya ?"
"Kayanya sih iya , aku dengar kok"
"Hmm .. iya tah ? .. Kok aku lupa ya ?"
"Mungkin kamu lupa kali pernah ngomong kaya gitu tadi" balas Iqbal sambil melihat kearah luar jendela yang mulai terang karena matahari terus beranjak naik.
"Mungkin sih , sudah lah , lupakan lupakan"
Kereta terus berjalan menyusuri rel yang panjang. Tak berapa lama Akhirnya kereta berhenti di station. Anin dan Iqbal turun di susul oleh penumpang lain yang memiliki tujuan yang sama. Yaitu ingin bersekolah.
**